Minggu, 19 September 2010

Islam dan Perdagangannya

Islam merupakan suatu sistem yang paling sempurna “tapi tidak diterapkan” yang tidak hanya sebagai agama, tapi juga mengatur seluruh apa yang ada dalam kehidupan untuk menuju keselamatan, baik di Dunia maupun di Akirat. Sistem yang diturunkan Allah itu melalui kitabNya dan RasulNya itu sebagai petunjuk itu tampaknya semakin dilupakan bahkn oeh pemeluknya sendiri, banyak alasan yang bisa dilontarkan, yang paling kuat adalah modernisasi , sehingga banyak penyelewengan (bid’ah-bidah) yang tercipta, entah sengaja atau tidak, dan kesalahan-kesalahan itu akhirnya membesar dan menciptakan fir’aun-fir’aun kecil, menciptakan kharun-kharun baru, menciptakan agama-agama baru pula. Sehingga ada yang mengAgamakan partai atau organisasi, atau lainnya sebagai landasan perjuangannya.

Namun kali ini saya tidak akan membahas hal ini secara menyeluruh, saya hanya ingi membataskan bahasannya saya pada produk-produk yang kelihatannya bernafaskan Islam, tapi sesungguhnya bukan Islam (Islami).

Kita mungkin tidak asing dengan produk keagamaan bermodelkan partai, bahkan parpol keagamaan sudah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi di kalangan kita, namun saya tidak akan membahas apakah ini (jalan dakwah yang ditempuh lewat partai) halal atau tidak, tapi sedekit menyinggung saja bahwa parpol-parpol Islam ini kok bisa tidak bersih, dan tidak se-suci jaron-jargonnya. Bahkan ada yang lucu, ketika kampanye pun mereka (sebagian parpol Islam) mengundang artis dan ikut berjoget, apakah ini Islami wahai ustadz-ustadz partai, itukah dakwah yang kalian maksud. Ada juga yang berorientasi vote (suara) malah mengambil manusia-manusia neraka non Islam menjadi kader-kadernya, sungguh memalukan bagi kami (saya) yang pernah mencoblos lambang partaimu, sungguh takkan kumengulanginya. Tentu banyak tindakan-tindakan kader-kader dakwah partai yang tidak Islami, bahkan juga tak luput dari virus korupsi.



Bagi saya perjuangan dakwah mereka melalui jalur parlemen tidak salah ketika mereka mampu menjaga konsistensi mereka, dan tidak hanya menjadikannya jargon atau janji kampanye semata.

(Ustadz dan ustadzah)2 pun bisa diragukan perjuangan dakwahnya, apakah mereka benar-benar hidup untuk agama atau agama untuk hidup?. Kecurigaan ini sebenarnya tidak salah ketika kita melihat honor-honor (Ustadz dan ustadzah)2 yang melambung, dan tak ubah seperti selebriti performance mereka pun terkadang sesuai honor, kalau honornya gede, dalilnya pake ayat Al-qur’an, kalo Cuma amplop sih pake hadist aja cukup. Itulah sentilan kecil yang sering kami ucapkan, namun tampaknya kecurigaan itupun ada dalilnya, bahwa faktor uang adalah faktor utama ustadz mau berdakwah, apalagi (Ustadz dan ustadzah)2 yang sudah punya nama (sering muncul di tivi). Kalau tidak percaya, coba undang ustadz nasional kedaerah-daerah dengan imbalan insyaAllah surga, apakah mereka mau?, lalu apa motivasi mereka kalau bukan duit?. Bahkan sekarang muncul (Ustadz dan ustadzah)2 spesialais, ada yang speasialis zikir saja, materi sedekah saja, dan lain-lain. Ada yang lucu juga, banyak (Ustadz dan ustadzah)2 yang malah tidak Islami entah itu pakaiannya, atau mulutnya yang tidak ahsan, untuk mereka saya ingin mengingatkan nukilan ayat:
“ Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? . (QS.61:2)”
Karena,
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(QS.61:3)”



Untuk kalian para ustadz-ustadz yang dimuliakan Allah, semoga Allah menjadi motivasi kalian, setidaknya mulai saat ini.
Itulah keadaan Islam suatu konsep yang nampaknya hanya dipakai sebagai komoditas dagangan semata, bahkan tak ketinggalan tukang sablon atau tukang bordir bendera palestina, karena tak lengkap rasanya ketika seorang kader dakwah kalau tidak menggunakan lambang palestina, bukan salah tapi bukan seperti saja saya rasa untuk mencintai palestina, karena itu hanyalah cover, dan aksimu lebih dibutuhkan dari itu.
Semoga semua orang sadar bahwa Islam yag pernah jaya menguasai 2/3 dunia adalah sempurna dan tak perlu ditambah-tambah dengan konsep-konsep baru buatan manusia. Jalani saja Islam dengan benar secara kaffah maka keselamatan adalah akhirnya, bukan malah menjadikan Islam sebagai sumber penghasilan saja, tanpa orientasi keTuhanan. Karena Allah lah tujuan kita akhirnya.
Tentu masih banyak perdagangan-perdagangan Islam lainnya, yang terpenting bukanlah menyebutkannya saja tapi semoga kesadaran kita dengan sendirinya, apakah yang kita ucapkan ini benar berlandaskan Islam atau hanya kosong tanpa bau-bau surga, karena motivasi yang bukan Allah.

Allahu a'lam
Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar