Minggu, 19 September 2010

Ramadhan Oh Lebaran......???



Apakah dirimu lebaran?
Apakah kau hanya nama hari?
Suatu event, ajang?
Ataukah waktu pertunjukan buat pamer?

Saat Ramadhan, Kulihat ia yang tak puasa
Sibuk mondar-mandir di Mall
Pegang rokok dengan tak gelisah
Sambil gandeng cewek disebelah kiri
Berlagak sibuk menanti lebaran
Sebatas itukah harga Ramadhan baginya
Kau anggap kau hebat dengan mempertontonkan aib
Tidakkah kau punya sedikit rasa hormat
Apakah ideologimu kawan?
Kalaupun membunuh itu halal
Maka kan kucabut hatimu
Dan kuberikan pada anjing gila itu

Wahai saudaraku...
Apa yang terbayang olehmu
ketika kuteriakkan takbir
Saat kuucapkan kata “syawal”, kata “lebaran”
Apakah hanya baju baru dan rumah yang penuh dengan kue?
Atau buah tangan teman yang pulang kekampung saja?
Apakah itu makna dari kelaparan yang kutahan selama 30 hari?
Aku rasa Muhammad tak mengajrkan itu kawan
Bukankah mereka hanya memakai baju yang bersih dan menutup aurat
Serta makan hanya seadanya?

Tidakkah kita melebur dengan kesedihan ketika itu
Kita lebarkan dada kita dengan maaf
Meluber dengan semua tanpa sekat pembeda
Berikanlah aku yang buta ini pencerahan kawan...
Aku menangis melihat anak-anak yang menangis karna iri
Melihat kawannya berbaju anyar
Dan memegang pestol2an made in China
Aku menangis melihat kaum miskin itu mati
Terinjak tetangga saat berebut Zakat
Ya....bukan cerita aneh lagi
Ketika kaum riya membagikan Zakatnya dilapangan yang sempit
Agar nenek-neneknya berdesakan dan tak bisa bernafas
Tak lupa dia panggil media agar semuanya tahu
Dengan alasan untuk memotivasi
Bukankah saat tangan kanan memberi, tangan kiripun tak perlu tahu

Para orang miskin itupun seolah hilang hati
Demi uang yang hanya cukup buat beli tai gigi
Walau terik, panas, sempit, sesak, dan tak nyaman
Mereka rela asal bisa mendapatkan bungkusan platik dan amplop putih
Tak lupa mereka nyanyikan lagu maju tak gentar sambil menerjang
Ohhh.....Bukankah para sahabat mengajarkan kita
Untuk mendahulukan saudara....kawan
Kita tak apa tak dapat yang penting saudara kebagian
Alangkah indahnya ketika itu diterapkan

Manis sekali Islam itu saudaraku...
Entah siapa yang telah memahitkannya...
Akupun tak tahu harus menyalahkan siapa
Karna aku hanya bisa memandang dari kejauhan

Bengkulu, 8 Sept 2010

Tedi Cahyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar